Author

Nama saya Satria Bayuaji, lahir di Banjarnegara tanggal 26 Desember 1998. Sekarang saya bersekolah di universitas pertanian terbaik di Indonesia yaitu di Institut Pertanian Bogor. Saya mengambil Program Studi Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Foto Jaman SMA

Saya dulu bersekolah di SMAN 1 Bawang Banjarnegara. Saya adalah alumni kelas X-1, XI IPA 1, dan XII IPA 1. Inilah foto anggota kelas saya.

Minggu, 24 Agustus 2014

Hukum bacaan surat al anfal: 72, al hujurat: 10 & 12

yo sobat blogger, kali ini aku mau kasih ilmu tentang hukum bacaan/tajwid surat al anfal ayat 72, dan surat al hujurat ayat 10 & 12. yosh...... kita mulai saja pembahasannya.


pertama yang kita bahas adalah surat al anfal ayat 72, yuk kita lihat tabel bacaan dan hukum bacaan surat al anfal ayat 72 berikut.




selanjutnya adalah surat al hujurat ayat 10





berikutnya adalah surat al hujurat ayat 12.






sekian yang dapat saya berikan. semoga bermanfaat bagi anda semua. amin.

seputar sosiologi


Kelompok Komodo
Anggota                    : Cahya Yoga (6)
                                  Ginting G. (12)
                                  M.Fakhrur (17)
                                  Ricky Yurian (25)
                                  Ridho Dwiji P (26)
                                  Satria Bayuaji (28)


    1.    Ciri ciri Sosiologi

Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:

Ø Empiris, yaitu didasarkan pada observasi (pengamatan) dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
Ø Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
Ø Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
Ø Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.


    2.    Hakikat Sosiologi

Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut:

Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti (eksakta) karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.

Sosiologi termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan disiplin ilmu normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi.

Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dalam perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan (applied science).

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.

Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
    3.    Objek Kajian Sosiologi

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek.
Ø Objek Material
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
Ø Objek Formal
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Ø Objek budaya
Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.
Ø Objek Agama
Pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun dampak yang memengaruhi hubungan manusia.

      4.     Pokok Bahasa Sosiologi
Pokok bahasan sosiologi ada empat:
a)   Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
b)  Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
c)   Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah permasalahan (troubles) dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
d)  Realitas sosial adalah pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.


    5.    Sejarah Perkembangan sosiologi
Pada tahun 1842 istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi. Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
Pada tahun 1876 di  Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat. Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia. Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.
6. Perbedaan Gejala Individu Dengan Gejala Sosial
Gejala Individu adalah gejala yang disebabkan oleh individu dan tidak melibatkan individu lain.
Gejala sosial merupakan suatu fenomena. Dalam hal tersebut terdapat beberapa perubahan bahkan konflik penyatuan dimensi-dimensi sosial yang ada dalam diri manusia untuk berinteraksi antarsesama sebagai makhluk sosial. Gejala-gejala yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat ini terjadi secara spontan dan pada umumnya menimbulkan sebuah perubahan-perubahan, baik itu perubahan yang mengarah pada sesuatu yang positif maupun negatif. Contoh dari gejala sosial yang paling umum adalah menyaksikan atau ikut terlibat dalam sebuah bentrokkan. Bentrokkan merupakan sebuah konflik dan hal tersebut dapat diselesaikan atau disatukan dengan jalan perdamaian yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa gejala sosial ini bisa dikatakan juga sebagai suatu proses atau konflik, karena hal tersebut bisa juga menyebabkan suatu perubahan di dalamnya. Gejala sosial di sini bisa dikatakan pula sebagai segala sesuatu yang dibuat maupun dilakukan oleh manusia dalam lingkungan kehidupannya. Terdapat macam-macam gejala sosial yang bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari atau bahkan di llingkungan. Gejala-gejala sosial yang terjadi ini kemudian nantinya akan menimbulkan suatu permasalahan baru dalam lingkungan masyarakat. Hal ini nantinya akan terus-menerus terjadi hingga ditemukan sebuah penyelesaian untuk masalah tersebut. Gejala-gejala sosial yang terjadi di Indonesia khususnya sangatlah beragam, mulai dari gejala yang membawa perubahan atau bahkan gejala yang membawa sesuatu menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Gejala umum yang terjadi di lingkungan sosial Indonesia pada umumnya berkenaan mengenai tingkah laku masyarakat dalam lingkungan sosialnya.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Analisis Bunuh diri


Nama       : Satria Bayuaji
Kelas       : X MIA 1
Sekolah    : SMA Negeri 1 Bawang


Analisis tentang bunuh diri
Menurut saya bunuh diri itu termasuk gejala sosial, karena dari data yang ditemukan oleh saya merujuk ke gejala sosial. Berikut contoh kasus dan analisis saya :
Merdeka.com - Ana (45), wanita keturunan Tionghoa, ditemukan tewas di rumah kontrakannya Jalan Darma, Gang I Kelurahan Lawangan Daya, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura kemarin siang. Dia nekat bunuh diri lantaran belum memiliki keturunan. Pemilik rumah kontrakan, Alim menceritakan, Ana selama ini tinggal berdua bersama suaminya bernama Kholik. Pasangan itu memang tidak mempunyai keturunan. Dia menambahkan, Ana juga sering ditinggal sendiri oleh suaminya yang bekerja sebagai sopir. Selain itu, secara ekonomi kehidupan keluarga itu sangat sulit. Dalam dua hari terakhir ini, kata dia, dirinya memang tidak melihat Ana keluar rumah. Selain itu, dirinya juga tidak mendengar adanya aktivitas sama sekali di dalam rumahnya. Bahkan, lanjut Alim, Kholik sampai meneleponnya dan memintanya agar melihat kondisi istrinya. Sebab Kholik menyatakan korban tidak bisa dihubungi. Mendengar hal itu, Alim mendatangi rumah korban dan melihat kondisi Ana sudah tidak bernyawa. Lalu, dirinya pun melaporkan kejadian itu ke polisi. "Saat itu saya mencoba mengetok pintu tapi tidak dibuka, setelah saya lihat dari lubang kecil, ternyata yang terlihat kakinya saja, saya langsung dobrak dan ternyata orangnya sudah tidak bernyawa," terang Alim, di Madura, seperti dikutip dari Antara, Minggu (2/3). Sementara itu, jajaran Polres Pamekasan, Madura, Jawa Timur kini masih melakukan penyelidikan. Dugaan sementara karena bunuh diri. "Sampai saat ini kami belum bisa memastikan apa yang menjadi motif bunuh diri warga etnis Tionghoa itu dan kami masih melakukan pemeriksaan kepada sejumlah pihak dan kerabat dekat korban," kata Kasubag Humas Polres Pamekasan AKP Mariyatun. Mariyatun menambahkan, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) pihaknya mengungkapkan diduga korban bunuh diri dengan meminum racun yang menyebabkan mulut korban keluar busa. "Tapi itu masih dugaan, karena penyelidikan hingga kini belum tuntas dilakukan," ujarnya.

ANALISIS:
Bunuh diri adalah sebuah tindakan yang telah banyak dilakukan oleh individu dengan berbagai dugaan penyebab. Hal ini terlihat dari banyaknya pemberitaan mengenai tindakan ini, baik di televisi, media massa, maupun internet. Di dalam berita tersebut disebutkan bahwa dugaan penyebab dilakukannya tindakan bunuh diri adalah karena pelaku yang bernama Ana sudah berkeluarga, namun belum juga memiliki keturunan. Selain itu, disebutkan pula bahwa Ana dalam kesehariannya sering ditinggal oleh suaminya yang bermata pencaharian sebagai supir.
Berdasarkan beberapa keterangan dalam berita tersebut, dugaan penyebab bunuh diri tersebut cukup sesuai dengan salah satu dari empat tipe bunuh diri yang diajukan oleh Emile Durkheim. Tipe bunuh diri yang paling sesuai dengan kasus tersebut adalah bunuh diri egositik. Di dalam buku Teori Sosiologi karya George Ritzer, disebutkan bahwa bunuh diri egoistik disebabkan oleh rendahnya integrasi dalam suatu masyarakat yang menyebabkan individu di dalamnya merasa bukan bagian dari masyarakat dan begitu pula sebaliknya. Menurut Durkheim, moralitas, nilai-nilai, dan perasaan merupakan hal-hal yang bisa didapat oleh individu dari masyarakat dan dapat membuat individu menghadapi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya. Maka, ketika hal-hal tersebut tidak didapat individu dari masyarakatnya, ia dapat merasa putus asa dan terdorong untuk melakukan tindakan bunuh diri. Dalam kasus bunuh diri yang dilakukan oleh Ana, sangat mungkin salah satu faktor penyebabnya adalah perasaan putus asa yang dirasakannya karena belum memiliki keturunan dan kesepian hatinya akibat kepergian sang suami untuk bekerja, yang mana masyarakat di sekitarnya mungkin tidak mampu membantunya dalam menghadapi kesedihannya tersebut. Masih di dalam buku karya Ritzer, disebutkan bahwa masyarakat dapat memberikan individu suatu perasaan mengenai arti kehidupan yang lebih luas untuk mencegah dilakukannya tindakan bunuh diri. Hal ini mungkin tidak didapat Ana dari masyarakatnya, sehingga ia merasa beban hidupnya terlalu berat dan lebih baik baginya untuk mengakhiri hidupnya saja.



Rabu, 20 Agustus 2014

Parade Budaya 2014 Banjarnegara


Laporan Parade Budaya 2014
Banjarnegara



Disusun oleh:
Satria Bayuaji
X IPA-1





Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan “ LAPORAN PENGAMATAN PARADE BUDAYA “ .
Laporan ini saya susun berdasarkan pengamatan saya selama parade berlangsung pada tanggal 13 Agustus 2014. Adapun tujuan penyusuna laporan ini adalah untuk dokumentasi agar selalu mengingat parade budaya ini di tahun tahun yang akan datang.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya, saya mohon untuk kritik dan sarannya terhadap laporan yang saya buat ini supaya kelak bisa membuat laporan yang lebih baik lagi dari laporan sebelumnya. Terima kasih kepada orang tua saya yang sudah memberikan sarana dan prasarananya kepada saya sehingga bisa membuat laporan ini. Juga kepada teman saya yang memberikan saya foto dokumentasi sehingga membuat laporan ini sedikit menarik.
Saya turut mengucapkan selamat ke SMA 1 Bawang yang telah menjuarai Parade Budaya 2014. Selamat membaca.









                                                                                       Bawang, 15 Agustus 2014


                                                                                               Satria Bayuaji

Persyaratan parade budaya 2014 Banjarnegara
Ø  Peserta terdiri dari 25 penari,penabuh dan komposisi lagu maupun gerakan diserahkan kepada peserta.
Ø  Dharuskan menempelkan no urut saat srdang tampil.
Ø  Peserta diberikan waktu kurang lebih 5 menit,yang diawali dengan peluit dan di akhiri dengan peluit.
Ø  Penilaian berdasarkan kekompakan , koreografi , kostum dan lainnya.
Ø  Dalam parade buadya ini akan ada juara tebaik 1 – 6 , yang akan mendapatkan piagam  dan uang pembinaan.
Ø  Hasil tidak boleh diganggu gugat

Parade budaya ini adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Kabupaten Banjarnegara yang bertujuan untuk melestarikan budaya – budaya agar tidak punah dan juga untuk mengajak warga untuk menggunjungi Banjarnegara. Kegiatan ini dihadiri oleh bupati Purbalingga, Purwokerto, purworejo, dan tentu saja bupati Banjarnegara. Kegiatan ini mengusung  tema “ SERAYU CITRA PARIWISATA BANJARNEGARA “, yang dimulai dengan pemikulan gong oleh Sutejo Slamet Sutomo. Dalam parade budaya ini juga menampilkan budaya dari Kabupaten Purbalingga , Purwokerto , dan Purworejo. Dana dari acara ini didapat dari APBD Banjarnegara dan para donatur . Parade ini akan menampilkan
33 kelompok kesenian,yaitu:


         1.         MTS Muhammmadiyah Batur.
    
MTS Muhammadiyah Batur ini menampilkan kesenian berupa Marching Band, dan terdiri dari 60 peserta . Marching Band ini terbagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok pemain musik , pembawa bendera , dan mayoret . Kostum yang digunakan cukup menarik dengan baju warna krem yang dipadukan dengan warna putih bagi para pembawa bendera . Sedangkan untuk para pemain musik menggunakan kostum berwarna hijau yang dipadukan dengan warna putih yang akan memanbah kesan fresh . Kelompok kesenian ini membawakan dua buah lagu yang salah satunya adalah lagu yang sangat familiar yaitu kereta malam.
         2.         SMP N 1 Banjarnegara.
SMP N 1 Bajarnegara ini menggusung tema “ Mewujudkan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan , Pengembangan Budaya dan Kearifan lokal. Kelompok kesenian ini menampilkan fashion show yang disebut dengan pasukan penjor . Pasukan ini terdiri dari 4 konfigurasi seperti :
1. Manusia Tampah

Manusia tampah ini menggunakan kostum yang terbuat dari tampah yang telah dimodifikasi sehingga terlihat indah jika dipandang.
2. Manusia  Batik

Manusia Batik ini juga menggunakan kostum yang sangat cantik  , menggunakan batik yang telah dimodifikasi dan dipadukan oleh peserta yang cantik dan anggun .




         3.         Kelompok Kesenian dari BKK Mandiraja
     
 
Kesenian ini juga menampilkan fashion show namun berbeda dari kelompok kesenian dari SMP N1 Banjarnegara , Kelompok Kesenian BKK Mandiraja yang mengusung tema “ Bhinneka Tunggal Ika “ yang menampilkan pakaian adat dari seluruh indonesia , ini bertujuan walaupun kita berbeda tetapi tetap bersatu.


         4.         SMK N 1 Bawang
     
 SMK N 1 Bawang menampilkan kesenian tek tek pring laras dan tari tradisional yang dipadukan dengan seni musik yang menambah kesan keselarasan yang baik. Kostum yang digunakan juga berwarna – warni sehingga terlihat bervariasi.






         5.         SMA N 1 Banjarnegara
     
Kelompok kesenian ini membawakan Tari Panen salak , Tari Salak ini memceritakan kebahagiaan dan rasa syukur para petani salak yang selesai panen. Kostumnya sangat menarik dengan para peserta membawa bakul dan bibit salak .Hal yang menarik dalam kesenian ini adalah salah raksasa yang beratnya kuarng lebih 2 ton.


         6.         SMK Pancabakti
     
SMK Pancabakti pada parade budaya ini  menampilkan tek tek yang dipadukan dengan kesenian kreasi kuda lumping .Didalam kelompok ini ada seorang peserta yang memakai topeng dan mengenakan pakaian adat bali.


         7.         SMK Cokroaminoto 2
     
Kelompok kesenian SMK Cokroaminoto 2 menampilkan tari yang menceritakan kisah ramayana. Disitu dikisahkan dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana dan diselamatkan oleh Anoman.



         8.         SMA N 1 Bawang
   
Kelompok kesenian ini mebawakan tari kidung serayu . Serayu berasal dari kata Rahayu yang berarti keselamatan , jadi tari ini berkostum yang dipakai menarik dengan warna yang cerah untuk wanita , sedangkan untuk pria memakai pakaian adat jawa yang telah dimodifikasi. Dan alhamdulilahnya SMA N 1 Bawang mendapatkan Juara terbaik 1.



         9.         SMA N 1 Purwonegoro

SMA N 1 Purwonegoro menampilkan sebuah tari Bagelan . Tari ini biasanya ditampilkan saat pernikahan didaerah karisidenan Banyumas . Tari ini sangat menarik , para penari wanita membawa peralatan dapur salah satunya adalah tampah . Sedangkan para penari pria membawa golok.

       10.       Kelompok Kesenian SMK Taman Siswa

SMK Taman Siswa atau lebih dikenal dengan TAMZIS ini membawakan tarian bernama tari Sedayu. Tari Sedayu merupakan singkatan dari segarnya dawet ayu. Melambangkan bahwa Banjarnegara memiliki kuliner yang khas.



       11.       SMA N 1 Sigaluh
SMA N 1 Sigaluh membawakan kesenian tek tek. Kelompok kesenian ini berhasil menunjukan bahwa mereka bisa, kita juga bisa. Salah satu lagunya adalah perahu layar yang dulu terkenal dikalangan anak anak.


       12.       SMK 2 Bawang
Kelompok kesenian ini juga membawakan kesenian tek tek. Lagunyapun sama dengan SMA N 1 Sigaluh. Tapi pembawaannya berbeda dengan mereka. Sehingga menarik untuk dilihat. Pakaiannya juga cukup menarik.






       13.       SMA N 1 Wanadadi
SMA N 1 Wanadadi membawakan kesenian tek tek yang bertema peduli lingkungan. Ini bertujuan supaya Banjarnegara yang potensi wisatanya banyak tidak dirusak oleh orang orang yang tak bertanggung jawab.



PENUTUP
Terima kasih sudah membaca laporan yang saya buat ini. Saya mohon minta kritik dan sarannya atas laporan yang saya buat ini. Juga tidak lupa selamat untuk SMA N 1 BAWANG yang sudah menjuarai PARADE BUDAYA 2014 BANJARNEGARA kemarin.


Bisa juga didownload disini........

download 1
download 2