Kelompok
Komodo
Anggota : Cahya Yoga (6)
Ginting G. (12)
M.Fakhrur (17)
Ricky Yurian (25)
Ridho Dwiji P (26)
Satria Bayuaji (28)
1. Ciri ciri Sosiologi
Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh
Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
Ø Empiris, yaitu didasarkan pada
observasi (pengamatan) dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi
(menduga-duga).
Ø Teoritis, yaitu selalu berusaha
menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi
tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan
bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
Ø Komulatif, yaitu disusun atas dasar
teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat
teori-teori yang lama.
Ø Nonetis, yaitu pembahasan suatu
masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih
bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
2. Hakikat Sosiologi
Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai
berikut:
Sosiologi
adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti (eksakta)
karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
Sosiologi
termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan disiplin ilmu normatif karena
sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya
terjadi.
Sosiologi
termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dalam perkembangannya sosiologi
menjadi ilmu pengetahuan terapan (applied science).
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya
yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara
menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
Sosiologi
bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari
prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat,
bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode
yang digunakan.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum
yang ada pada interaksi antara manusia.
3. Objek Kajian Sosiologi
Sosiologi
sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek.
Ø Objek
Material
Objek material sosiologi adalah
kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang
memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
Ø Objek
Formal
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia
sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi
adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan
manusia di dalam masyarakat.
Ø Objek
budaya
Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi
hubungan satu dengan yang lain.
Ø Objek
Agama
Pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi
pemicu dalam hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun dampak
yang memengaruhi hubungan manusia.
4. Pokok Bahasa Sosiologi
Pokok
bahasan sosiologi ada empat:
a)
Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan
berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan
mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan
untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru.
Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki
sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara
bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang
bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
b) Tindakan
sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang
lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan
sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga
mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
c)
Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami
apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut
Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah
masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk
melakukan khayalan sosiologis adalah permasalahan (troubles) dan isu (issues).
Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi.
Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh,
jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran
itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan
keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang
menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan
isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
d) Realitas
sosial adalah pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh
sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara
ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir
secara jeli serta menghindari penilaian normatif.
5. Sejarah Perkembangan sosiologi
Pada
tahun 1842 istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali
oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal
sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang
masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari
perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan
itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki
masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi
statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar
adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang
perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut
disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan
besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile
Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim
Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan
beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan
Sosiologi. Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan
Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan
fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai
pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
Pada
tahun 1876 di Inggris Herbert Spencer
mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang
memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang
terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
Karl Marx memperkenalkan
pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial
menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat. Max Weber
memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri
nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia. Di
Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.
6. Perbedaan Gejala Individu Dengan Gejala
Sosial
Gejala
Individu adalah gejala yang disebabkan oleh individu dan tidak melibatkan
individu lain.
Gejala
sosial merupakan suatu fenomena. Dalam hal tersebut terdapat beberapa perubahan
bahkan konflik penyatuan dimensi-dimensi sosial yang ada dalam diri manusia
untuk berinteraksi antarsesama sebagai makhluk sosial. Gejala-gejala yang ada
di dalam kehidupan bermasyarakat ini terjadi secara spontan dan pada umumnya
menimbulkan sebuah perubahan-perubahan, baik itu perubahan yang mengarah pada
sesuatu yang positif maupun negatif. Contoh dari gejala sosial yang paling umum
adalah menyaksikan atau ikut terlibat dalam sebuah bentrokkan. Bentrokkan
merupakan sebuah konflik dan hal tersebut dapat diselesaikan atau disatukan
dengan jalan perdamaian yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Dari contoh
tersebut dapat dikatakan bahwa gejala sosial ini bisa dikatakan juga sebagai
suatu proses atau konflik, karena hal tersebut bisa juga menyebabkan suatu
perubahan di dalamnya. Gejala sosial di sini bisa dikatakan pula sebagai segala
sesuatu yang dibuat maupun dilakukan oleh manusia dalam lingkungan
kehidupannya. Terdapat macam-macam gejala sosial yang bisa dilihat dalam
kehidupan sehari-hari atau bahkan di llingkungan. Gejala-gejala sosial yang
terjadi ini kemudian nantinya akan menimbulkan suatu permasalahan baru dalam
lingkungan masyarakat. Hal ini nantinya akan terus-menerus terjadi hingga
ditemukan sebuah penyelesaian untuk masalah tersebut. Gejala-gejala sosial yang
terjadi di Indonesia khususnya sangatlah beragam, mulai dari gejala yang
membawa perubahan atau bahkan gejala yang membawa sesuatu menjadi lebih buruk
dari sebelumnya. Gejala umum yang terjadi di lingkungan sosial Indonesia pada
umumnya berkenaan mengenai tingkah laku masyarakat dalam lingkungan sosialnya.